Terkini, Bogor - Isu mengenai kesenjangan digital (digital divide) dan ketidaksetaraan digital (digital inequality) masih terjadi di Indonesia, terlebih di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal).
Kedua isu tersebut menjadi permasalahan yang perlu diselesaikan karena memiliki berbagai dampak yang besar seperti bagi aspek pendidikan.
Sistem pendidikan yang saat ini mengangkat kurikulum merdeka mendorong adanya digitalisasi. Namun, daerah 3T masih banyak yang belum terpenuhi haknya untuk mendapatkan akses digital terutama pada gurunya yang seharusnya memiliki keterampilan literasi digital yang baik.
Kondisi tersebut yang menggerakkan hati dari empat mahasiswa IPB University untuk menyuarakan hak-hak dari guru 3T untuk memiliki keterampilan literasi digital yang baik.
Keempat mahasiswa itu adalah Nur Indah Fajarini (Ilmu Keluarga dan Konsumen), Firman Hidayat (Pemanfaatan Sumberdaya Perairan), Bintang Restu Rejeki (Ilmu Keluarga dan Konsumen), dan Nabila Luthfiana Pertiwi (Arsitektur Lanskap).
Mereka merasa bahwa masih banyak yang belum peduli terhadap isu tersebut padahal isu tersebut sangat berperan penting sehingga mereka turut menyuarakannya melalui poster
Poster dibuat dalam bentuk digital dengan gaya seni ilustrasi semi realis yang diberi judul “Gerakan Kepedulian Guru di Daerah 3T dalam Penguatan Kemampuan 4C untuk Meningkatkan Literasi Digital”.
Adanya kalimat “Guru Setara, Pendidikan Membara” juga menjadi tagline yang bermakna agar guru dimanapun tetap mendapatkan hak yang setara dengan guru di daerah lainnya.
Dengan adanya kesetaraan hak pada guru 3T, mendorong adanya peningkatan pemerataan pendidikan di Indonesia.

“Saat ini, sebenarnya sudah banyak pendidikan yang cukup berkualitas di Indonesia. Namun sayangnya, masih banyak juga pendidikan dengan gap kualitas yang sangat jauh, contoh nyatanya di daerah 3T,” kata Indah sebagai ketua tim dalam keterangan yang diterima Bogor.terkini.id, Senin, 3 Juni 2024.
Pembuatan poster juga didampingi oleh dosen IPB University, Hana Indriana, SP., M.Si. yang mendukung dan memberikan masukan baik secara substansi maupun poster yang dibuat.
“Kami membuat poster dengan nuansa yang menunjukkan keceriaan. Adapun untuk harapannya, poster yang kami buat dapat menggerakkan hati orang-orang yang melihatnya,” ujar Nabila sebagai ilustrator.
Hal tersebut tercapai juga melalui adanya berbagai komentar positif yang tercantum di kolom komentar akun Instagram @indah_fajarini yang dikolaborasikan dengan empat akun lainnya (termasuk anggota dan dosen pendamping).
Salah satunya komentar dari akun @hanifahnurawaliah, “Keren bgtt, dek! Baarakallahu fiikum. Semoga dgn poster ini bisa jd jalan untuk memperluas wawasan netizen seputar isu kesejahteraan guru d daerah 3T scr persuasif, bahkan mungkin jd sarana advokatif untuk pemangku kebijakan agar memerhatikan isu ini yaa. Lanjut terus karya2 baiknya”.