Terkini.id, Bogor – Kebutuhan zat gizi bayi sejak usia 0 sampai 6 bulan dapat terpenuhi melalui konsumsi air susu ibu (ASI) eksklusif. Setelah memasuki usia 6 bulan, kebutuhan zat gizinya tidak lagi dapat terpenuhi hanya dengan ASI saja.
Mulai usia 6 bulan ASI sudah harus didampingi oleh Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) agar kebutuhannya tercukupi dan pertumbuhan serta perkembangannya dapat berjalan optimal. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) merupakan makanan tambahan yang diberikan kepada bayi atau anak disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan zat gizi.
Di era sustainable development goals (SDG’s), masalah gizi pada balita tetap menjadi sorotan utama, termasuk di Indonesia. Untuk itu, diperlukan upaya perbaikan guna mencegah dan mengurangi dampak secara langsung maupun tidak langsung.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, telah menyatakan bahwa kegagalan pertumbuhan pada masa balita dapat menyebabkan gagalnya perkembangan, bahkan meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular karena adanya kemungkinan gangguan metabolisme pada anak-anak.
Azzahra selaku Koordinator Desa Tim KKN-T Inovasi mengatakan sebesar 60% pemberian makan di Indonesia masih belum tepat, terutama pada anak. Bahkan, 2/3 kematian pada balita itu disebabkan oleh pemberian makanan pada bayi yg salah. Kondisi ini yg melatarbelakangi kami untuk mengadakan edukasi terkait MP-ASI.
“Dalam usaha pengendalian masalah gizi pada balita, keterlibatan para akademisi menjadi sangat penting. Untuk itu, Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University yang terdiri dari 10 mahasiswa, telah merancang sebuah program inovatif,” kata Azzahra dalam keterangan yang diterima Bogor.terkini.id,Jumat 21 Juli 2023.
Ia menjelaskan, program ini bertujuan untuk memberikan pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan aneka olahan makanan pendamping ASI (MP ASI) dengan menggunakan bahan sederhana yang kaya nutrisi berkualitas.
MP-ASI diperlukan saat bayi memasuki usia ini karena bayi membutuhkan tambahan energi, protein, dan zat besi, peningkatan kebutuhan tersebut tidak bisa diperoleh dengan hanya konsumsi ASI.
Program pengabdian kepada masyarakat ini difokuskan pada kelompok khusus yaitu anak-anak usia 0-24 bulan. Usia 0-24 bulan merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat hingga disebut sebagai “masa emas” atau “window of opportunity”. Dengan demikian, para akademisi ini berusaha memberikan intervensi gizi spesifik yang berdampak positif bagi kesehatan dan perkembangan generasi muda.
“Peserta menunjukkan tingkat antusiasme yang sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan, yang dapat dibuktikan dengan kehadiran seluruh peserta selama kegiatan. Hal ini disebabkan karena kegiatan ini dirancang dengan menyediakan media edukasi yang menarik, berupa leaflet dan berbagai doorprize yang dapat didapatkan dengan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemateri,” terang dia.
Kegiatan ini berkolaborasi dengan ibu-ibu kader PKK Desa Dasun Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang yang telah melibatkan kelompok sasaran, yaitu para ibu hamil dan ibu yang memiliki anak baduta dengan jumlah 20 orang.
Pelaksanaan kegiatan edukasi dilakukan pada tanggal 5 Juli 2023. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk mengoptimalkan peran masyarakat dengan memberikan pendidikan tentang gizi balita secara akurat dan tepat, guna meningkatkan kualitas asuhan para Ibu dan balita, serta memastikan terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi.
“Harapannya, melalui kegiatan ini dapat tercipta perubahan perilaku masyarakat yang mencerminkan kesadaran gizi yang tinggi dalam keluarga,” pungkasnya.(*)