Terkini.id, Bogor – Pendidikan adalah tonggak kemajuan suatu bangsa. Kata-kata ini menunjukan betapa pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas manusia. Di Indonesia, pendidikan dirancang untuk memberikan perubahan pola hidup seluruh warga negara Indonesia.
Namun, biaya seringkali menjadi penghalang bagi masyarakat khususnya golongan menengah kebawah, untuk menjangkau pendidikan setinggi-tingginya. Kemiskinan merupakan hal umum yang dijadikan alasan untuk tidak melanjutkan pendidikan. Hal ini terjadi karena keluarga miskin cenderung mendahulukan keperluan pokok diatas keperluan lainnya. Masalah ini tentu menjadi perhatian bagi pemerintah.
Oleh karena itu, pemerintah memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh layanan pendidikan melalui program Kartu Indonesia Pintar. KIP (Kartu Indonesia Pintar) merupakan program yang diluncurkan untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi dikalangan anak keluarga miskin.
Suatu program sebagai solusi tentunya harus memiliki sebuah tujuan, baik tujuan umum ataupun khusus. Responden penerima bantuan dana kuliah dari program KIP menyatakan bahwa tujuan program KIP adalah membantu keluarga mahasiswa yang terkendala finansial, sehingga anggota keluarga tetap mampu mendapatkan pendidikan yang layak sehingga keluarga tersebut mampu mendapatkan hak pendidikan yang setara dengan keluarga yang lebih mampu.
Pemanfaatan program KIP penting untuk diketahui, agar dapat disimpulkan nanti nya seberapa jauh program Indonesia pintar yang diadakan oleh pemerintah memberikan pengaruh bagi responden penerima manfaat KIP. Seluruh responden mendapatkan bantuan pembebasan dana UKT.
- Mahasiswa KKN-T IPB Bersama Penyuluh Pertanian Lakukan Taksasi Produksi Tanaman Padi Milik Petani Kampung Ciharashas Bogor Selatan
- Mahasiswa IPB University Gelar Aksi Sobi Back to School
- Himasper IPB Gelar Webinar Festival Air 2021, 97 Peserta Antusias Ikuti Kegiatan
- Relawan Mahasiswa IPB Beri Kado Spesial untuk Petani di Hari Tani Nasional
- Mahasiswa IPB Univeristy Kaji Digital Nomadic Tourism di Bali
Tidak ada responden yang menggunakan uang saku KIP untuk berbelanja (membeli skincare dan baju). Secara keseluruhan, pemanfaatan dana KIP teralokasi untuk membeli alat tulis dan perlengkapan kuliah, biaya transportasi, kuota internet, dan tentunya UKT. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa, program KIP dari pemerintah membantu responden terutama dalam menjalankan masa studi di IPB University.
Penelitian mengungkapkan bahwa pemahaman terkait KIP masih kurang. Berdasarkan pernyataan beberapa responden, mereka menyatakan belum menerima sosialisasi secara langsung dan resmi terkait dengan program KIP. Hal tersebut berakibat pada pengetahuan mengenai tujuan dan teknis program yang kurang dan dapat menimbulkan ketidaktepatan sasaran program. Kurangnya sosialisasi juga menyebabkan pendistribusian KIP kurang merata. Beberapa pihak yang memiliki kewajiban untuk mensosialisasikan dan menyalurkan dana bantuan dari KIP dianggap kurang tanggap. Selain itu, penerima bantuan program KIP juga sering mengalami kendala. Salah satunya pencairan dana yang seringkali terlambat, sehingga penerima bantuan sering merasa kebingungan untuk mencukupi kebutuhan akademiknya.
Pada pelaksanaannya, pemanfaatan dana KIP oleh penerima bantuan juga perlu diperhatikan dengan monitoring dan evaluasi program secara berkala. Monitoring dan evaluasi perlu diadakan karena bertujuan untuk memperjelas indikator keberhasilan program tersebut. Beberapa penerima bantuan KIP yang diwawancara mengakui bahwa tidak ada monitoring dan evaluasi secara berkala.
Kurangnya monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan dana bantuan KIP dapat menimbulkan salah pemanfaatan dana oleh penerima bantuan, kurang maksimalnya pemanfaatan dana, dan tidak ada indikator yang jelas untuk menyatakan program KIP berhasil sesuai dengan tujuan serta sasarannya.
Keberhasilan Program Indonesia Pintar yang dilaksanakan tidak hanya tergantung pada pihak penyelenggara, keluarga juga menyumbangkan peran yang cukup besar. Keluarga menyadari pentingnya pendidikan untuk meningkatkan derajat keluarga.
Keluarga juga harus lebih memahami bahwa tujuan pemerintah mengeluarkan Program Indonesia Pintar yang diwujudkan melalui pendistribusian KIP adalah untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan dan agar menurunnya angka putus sekolah sehingga dapat bijak menggunakan dana KIP dan mengikuti perkembangan program bantuan KIP dari pemerintah agar memahami dengan baik prosedur pendaftaran dan pencairan dana KIP. Pemahaman keluarga mengenai Program Indonesia Pintar yang baik akan menghasilkan efektivitas program yang baik pula.
Untuk memaksimalkan efektivitas program KIP, pihak penyelenggara perlu melakukan strategi yang tepat, salah satunya adalah sosialisasi. Sosialisasi perlu dilakukan agar sasaran program KIP tepat dan merata di seluruh wilayah Indonesia. Selain itu, monitoring dan evaluasi dana KIP yang disalurkan perlu diperhatikan.
Monitoring pemanfaatan dana sebaiknya dilakukan baik dari pemerintah selaku penyelenggara ataupun pihak kampus selaku penyalur dana dengan bentuk yang beragam, salah satu contohnya adalah laporan pertanggungjawaban dana KIP yang akan diteruskan terhadap pihak terkait. Di samping monitoring, evaluasi juga merupakan hal yang penting untuk memberikan masukan apakah suatu program dihentikan atau diteruskan, memberitahukan strategi dan prosedur yang perlu dihilangkan atau diganti, serta memberikan masukan apakah pendekatan tentang program dapat diterima atau ditolak.
Program pemerintah khususnya bidang pendidikan pun tidak bisa terlaksana dengan baik apabila keluarga belum menyadari pentingnya pendidikan dan prosedur atau tata laksana dari KIP. Permasalahan seperti pemerataan pembagian KIP dapat diatasi dengan pendataan terlebih dahulu sehingga keluarga miskin yang membutuhkan juga dapat terbantu, begitupun dengan pertanggung jawaban dana KIP dapat dilakukan apabila pemerintah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan dana KIP.
Keberlangsungan KIP sangat dirasakan manfaatnya bagi para penerima KIP sehingga kemiskinan bukan lagi menjadi hambatan bagi keluarga untuk mangampu pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Karena sejatinya pendidikan bukan hanya persoalan membuat manusia menjadi cerdas, melainkan upaya memanusiakan manusia.
Penulis adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University.
Dosen Pengampu : Dr. Yuliana Eva Riany, S.P, M.Ed
Penulis : Jennifer NC, M. Zaidan Ahsan, Fiola JS, Elsa S, Sarah AA